Ilustrasi stres (Pexel.com) Agus Syarifudin Partadiredja Tanuarga Pernah merasa jantung berdebar kencang, tangan dingin, atau napas tersengal-sengal padahal Rekan PSAK cuma dikejar deadline atau berhadapan dengan atasan yang lagi bad mood ? Selamat, Rekan PSAK baru saja merasakan respons fight-or-flight klasik. Tapi jangan langsung cap diri Rekan PSAK punya masalah kecemasan atau "penyakit mental" lainnya. Seringkali, ini bukan tentang kesehatan mental yang rapuh, melainkan karena otak primitif Rekan PSAK sedang dalam mode siaga. Kita sering menganggap stres sebagai momok modern yang identik dengan gaya hidup serba cepat. Tapi sebenarnya, respons stres adalah fitur bawaan yang sudah ada sejak nenek moyang kita harus berhadapan dengan predator ganas di sabana. Ini bukan kelemahan, melainkan sebuah mekanisme bertahan hidup yang luar biasa canggih. Otak Primitif: Alarm Anti-Punah Rekan PSAK Di dalam kepala kita, ada dua bagian otak yang punya peran sangat besar dalam u...
Agus Syarifudin
Kemajuan teknologi dan internet
telah mengubah aktivitas dan kegiatan manusia secara drastis. Komunikasi langsung kini berubah menjadi
digital. Kemajuan ini telah banyak
membantu aktivitas manusia dengan berbagai kemudahan yang diciptakan. Namun teknologi dan internet memiliki dampak
negatif yang tidak dapat dielakkan. Khususnya penggunaan gadget pada anak dan
remaja perlu diwaspadai oleh orang tua serta guru. Anak dan remaja memiliki self-regulation yang
belum matang sehingga rentan terhadap penyalahgunaan gadget yang dapat
berakibat kecanduan dan gangguan psikologis.
Gadget memiliki dampak negatif
yang perlu diwasapadai. Aplikasi sosial
media di gadget terbukti telah merubah pola hubungan manusia. Kontak sosial langsung tergantikan dengan
like, chat, tampilan visual dan audio di gadget. Hal ini ternyata berdampak
negatif terhadap meningkatnya kecemasan, perasaan sedih dan kesepian. Sementara
itu game telah menggantikan permainan tradisional dan olah raga fisik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa game
dengan materi kekerasan dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku
pemainnya. Bahkan setelah game dimatikan
perasaan bosan dan perilaku agresif tetap bertahan. Kecemasan pemain game bermateri kekerasan
lebih tinggi dibandingkan yang tidak memainkannya. Oleh karena itu penggunaan gadget yang tidak
terkendali akan mengakibatkan gangguan berpikir, emosional, dan perilaku.
Oleh karena itu, orang tua dan
guru perlu mengawasi dan mendampingi buah hati serta peserta didik dalam
penggunaan gadget. Perlu strategi dalam
mengarahkan anak dan siswa dalam penggunaan gadget yang positif agar diterima
dengan baik oleh mereka.
Komentar
Posting Komentar