Stres adalah sesuatu yang tak terhindarkan dalam kehidupan kita, terutama di dunia profesional yang penuh tekanan. Namun, tahukah rekan-rekan profesional bahwa stres bisa menjadi senjata makan tuan, merusak kesehatan fisik dan mental kita? Ini bukanlah sekadar omong kosong. Stres yang kronis atau tidak terkendali dapat menghancurkan produktivitas kita , meningkatkan ketidakhadiran, dan bahkan meningkatkan risiko kecelakaan di tempat kerja. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mengatasi ini? Ada satu jawaban yang menarik: Neurosains atau keilmuan saraf serta otak . Melalui pe maham an bagaimana otak kita merespons stres, maka kita bisa mengendalikannya dengan lebih efektif. Ketika rekan-rekan profesional merasakan stress fisik dan psikologis , otak akan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Ini adalah persiapan tubuh kita untuk menghadapi ancaman. Ini adalah rekasi berantai yang dimulai teraktifkannya bagian otak, yaitu amidgala. Organ ini berfungsi menga
Agus Syarifudin
Gangguan Pemusatan Perhatian
atau Attention Deficit Disorder (ADD).
Fenomena ADD sebagai salah satu kelompok kesulitan belajar di sekolah
atau kelas sering oleh guru atau pun orang tua mengarah kepada ADHD atau anak
hiperaktif. Atau jika ada anak dengan
gangguan ADD dianggap sebagai anak yang lambat atau slow learner. Berikut ini sekilas pembedaan karakteristik
anak ADD dengan kesulitan belajar lainnya.
.
Perbedaan antara anak ADHD dengan ADD secara umum terlihat
jelas. Secara umum anak ADHD kurang
self-conscious sedangkan anak ADD memiliki self-conscious yang lebih. Kedua kelompok ini mengalami masalah sosial,
namun dengan alasan yang berbeda. Anak
ADHD mengalami masalah sosial karena mengganggu anak lainnya seperti mengambil
barang milik orang lain, gagal dalam menunggu giliran, dan secara umum
bertindak tanpa memikirkan akibatnya serta perasaan orang lain.
Di sisi lain, anak dengan ADD memiliki
masalah sosial karena terlalu pasif, malu, dan menarik diri. Perilaku diam dan respon yang lambat dari
anak ADD cenderung memilki masalah sosial karena diterjemahkan berbeda oleh
orang disekitarnya. Mereka dianggap
berperilaku tidak memiliki minat atau tidak merespon dengan baik. Perilaku ini
sering kali orang salah menangkap bahwa anak ADD diangap sebagai anak lambat
belajar (slow learner). Anak ADHD cenderung ekstrovert sedangkan anak ADD
tidak.
Oleh karena perilaku yang mengganggu,
anak ADHD sering dihukum bahkan dikeluarkan dari sekolah. Anak ADHD sering komorbid dengan conduct
disorder dan agresivitas. Sedangkan anak
ADD lebih menunjukkan pada gangguan internalisasi seperti kecemasan dan
depresi. Bahkan jika tidak menunjukkan
gangguan pada internalisasi, anak ADD cenderung menunjukkan lebih terisolasi di
lingkungannya. Uraian di atas hanya sepintas dari karakteristik dari ADD. Banyak detail lagi yang membedakan anak ADD
dengan ADHD serta kesulitan belajar lainnya.
Komentar
Posting Komentar