Ilustrasi meditasi (Pexels.com) Agus Syarifudin Partadiredja Tanuarga Pernahkah Rekan PSAK merasa stres melanda, pikiran kalut, dan rasanya ingin lari dari kenyataan? Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, stres seolah jadi teman akrab yang tak terpisahkan. Namun, ada satu "senjata rahasia" yang disebut-sebut bisa mengubah otak Rekan PSAK secara fisik untuk melawan stres: mindfulness dan meditasi . Benarkah klaim ini? Atau jangan-jangan, ini hanya tren sesaat yang terlalu dibesar-besarkan? Kita sering mendengar "meditasi itu bagus untuk stres," tapi mungkin banyak dari kita yang skeptis. Bagaimana mungkin hanya dengan duduk diam dan mengatur napas bisa mengubah kerja otak? Jawabannya ada pada sains. Ilmu pengetahuan kini semakin banyak mengungkap bagaimana praktik kuno ini memiliki dampak neurologis yang nyata, bukan sekadar "mitos" yang diwariskan turun-temurun. Otak Rekan PSAK di Bawah Tekanan: Mode "Fight-or-Flight" Saat stres menyera...
Ilustrasi Kurma sebagai nutrisi otak Agus Syarifudin Partadiredja Tanuarga Kita semua tahu kalau stres itu bagian dari hidup. Deadline pekerjaan, tagihan yang menumpuk, atau bahkan kemacetan lalu lintas bisa memicu respons stres. Tapi, pernahkah Rekan PSAK berpikir kalau apa yang Rekan PSAK makan setiap hari bisa jadi penentu seberapa baik otak Rekan PSAK mengatasi semua tekanan itu? Jangan salah, ini bukan tentang diet ketat atau pantangan aneh, melainkan tentang nutrisi otak yang sering kita abaikan. Makanan Bukan Sekadar Pengisi Perut, Tapi "Bahan Bakar" Otak Otak Rekan PSAK, dengan berat hanya sekitar 2% dari total berat badan, mengonsumsi sekitar 20% energi tubuh Rekan PSAK. Ini adalah mesin super canggih yang butuh "bahan bakar" premium agar bisa berfungsi optimal. Saat bahan bakar ini kurang, atau justru salah, dampaknya bisa langsung terasa pada kemampuan otak mengelola stres. Bayangkan saja, jika Rekan PSAK mengisi mobil sport dengan bensin kualitas ...