Langsung ke konten utama

Featured post

5 Tanda Kamu Mengalami Stres Berkepanjangan Tapi Tidak Sadar: Waspadai Bahayanya bagi Otak, Emosi, dan Iman

Ilustrasi stres yang tidak disadari Banyak dari kita berpikir stres hanya terjadi saat menghadapi masalah besar. Padahal, stres juga bisa datang diam-diam—menumpuk perlahan dalam rutinitas, tanpa kita sadari. Inilah yang disebut sebagai stres kronis tersembunyi . Ia bisa berdampak pada kesehatan fisik, mental, bahkan spiritual kita, bila tidak ditangani dengan tepat. Stres kronis terjadi ketika tubuh dan pikiran terus-menerus dalam kondisi "siaga". Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu fungsi otak, merusak sistem saraf, dan melemahkan daya tahan tubuh. Yang lebih serius, stres juga bisa menjauhkan kita dari rasa tenang dan keikhlasan dalam beribadah. Berikut adalah 5 tanda kamu mungkin sedang mengalami stres berkepanjangan tanpa disadari : 1. Merasa Lelah Meski Sudah Tidur Cukup Tidur 7–8 jam semalam, tapi tetap merasa lelah saat bangun? Ini bisa jadi pertanda tubuhmu tidak benar-benar istirahat. Stres membuat kualitas tidur menurun, meski durasinya cukup. Aki...

Stres Kronis Mengancam Kecerdasan? Waspada Kekhawatiran Terus-menerus!

Kekawatiran terus-menerus merupakan ciri stres kronis yang berdampak kepada kemampuan berpikir


 

Sobat PSAK, pernahkah dilanda kekhawatiran berlebihan yang tak kunjung reda? Pikiran dipenuhi bayang-bayang buruk, rasa cemas melanda, dan ketenangan sirna ditelan keraguan. Jika ya, Sobat PSAK mungkin tengah berhadapan dengan "Kekhawatiran Terus-menerus", salah satu efek stres kronis yang dapat menggerogoti kemampuan berpikir dan ketenangan jiwa.

Ciri-ciri Kekhawatiran Terus-menerus:

  • Pikiran dipenuhi kekhawatiran berlebih, bahkan untuk hal-hal kecil.
  • Sulit fokus dan berkonsentrasi.
  • Sulit tidur dan sering terbangun di malam hari.
  • Mudah marah dan tersinggung.
  • Merasa lelah dan lesu, meskipun sudah cukup istirahat.
  • Nyeri otot dan sakit kepala.

Mekanisme Neuropsikologis di Balik Kekhawatiran:

Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol secara berlebihan. Hormon ini, dalam jumlah normal, membantu tubuh dalam merespon bahaya. Namun, kadar kortisol yang tinggi dalam jangka panjang justru berakibat fatal pada otak.

Kortisol merusak hipokampus, area otak yang bertanggung jawab atas memori dan pembelajaran. Hal ini menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, dan penurunan kemampuan berpikir.

Selain itu, kortisol juga meningkatkan aktivitas amigdala, area otak yang memproses rasa takut dan cemas. Hal ini membuat Sobat PSAK mudah panik, diliputi rasa cemas berlebih, dan terjebak dalam siklus kekhawatiran yang tak berujung.

Menemukan Kedamaian Batin dengan Huns Al Zahn:

Di tengah gempuran stres dan kekhawatiran, Sobat PSAK tidak sendirian. Ada solusi yang dapat membantu menenangkan pikiran dan mengembalikan kedamaian batin, salah satunya dengan praktek Huns Al Zahn.

Huns Al Zahn adalah metode terapi spiritual Islam yang diajarkan oleh Agus Syarifudin Partadiredja Tanuarga dalam bukunya MENEMUKAN KEDAMAIAN BATIN: Terapi Spiritual Islami dengan Huns Al Zahn, Sholat, dan Tadarus Quran.

Buku ini mengupas tuntas mekanisme Huns Al Zahn dalam menenangkan pikiran, meredakan stres, dan membangun optimisme. Dengan panduan praktis dan mudah dipahami, Sobat PSAK dapat mempraktekkan Huns Al Zahn dalam kehidupan sehari-hari.

Pre-Order Buku "MENEMUKAN KEDAMAIAN BATIN" dan Dapatkan Keuntungan Eksklusif!

Dapatkan buku "MENEMUKAN KEDAMAIAN BATIN" dengan pre-order melalui email pusatstudiaplikasikeilmuan@gmail.com. Soft launching akan dilakukan pada akhir September 2024.

Jangan biarkan kekhawatiran menggerogoti kedamaian batin Sobat PSAK. Pesan buku "MENEMUKAN KEDAMAIAN BATIN" sekarang dan temukan ketenangan jiwa yang Sobat rindukan!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tanda Kamu Mengalami Stres Berkepanjangan Tapi Tidak Sadar: Waspadai Bahayanya bagi Otak, Emosi, dan Iman

Ilustrasi stres yang tidak disadari Banyak dari kita berpikir stres hanya terjadi saat menghadapi masalah besar. Padahal, stres juga bisa datang diam-diam—menumpuk perlahan dalam rutinitas, tanpa kita sadari. Inilah yang disebut sebagai stres kronis tersembunyi . Ia bisa berdampak pada kesehatan fisik, mental, bahkan spiritual kita, bila tidak ditangani dengan tepat. Stres kronis terjadi ketika tubuh dan pikiran terus-menerus dalam kondisi "siaga". Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu fungsi otak, merusak sistem saraf, dan melemahkan daya tahan tubuh. Yang lebih serius, stres juga bisa menjauhkan kita dari rasa tenang dan keikhlasan dalam beribadah. Berikut adalah 5 tanda kamu mungkin sedang mengalami stres berkepanjangan tanpa disadari : 1. Merasa Lelah Meski Sudah Tidur Cukup Tidur 7–8 jam semalam, tapi tetap merasa lelah saat bangun? Ini bisa jadi pertanda tubuhmu tidak benar-benar istirahat. Stres membuat kualitas tidur menurun, meski durasinya cukup. Aki...

Kenali Ciri Gangguan Belajar Anak: Waspadai dan Tangani Sejak Usia Sekolah Dasar!

Saat buah hati berusia sekolah dasar, maka mereka seharusnya memiliki kemampuan belajar yang baik.   Kesiapan belajar ini dipersiapkan di usia taman kanak-kanak.   Namun demikian perkembangan otak dan mental anak untuk siap belajar adalah pada umumnya berada di usia 8 tahun ke atas.   Sobat PSAK, sebelum kita membahas kesulitan belajar atau disebut juga gangguan belajar, mari kita dalami apa itu kegiatan belajar. Dalam bahasa Inggris terminologi ini dikenal dengan learning disablity . Namun untuk diagnosa dari masalah ini pada siswa dikenakan istilah learning disorder atau gangguan belajar. Sekilas kegiatan belajar bersifat sederhana dan sepele.  Belajar adalah kegiatan perolehan informasi baru, perilaku, atau kemampuan setelah latihan, pengamatan, atau pengalaman lain.  Kegiatan ini kemudian dibuktikan dengan perubahan dalam perilaku, pengetahuan, atau fungsi otak.  Berdasarkan uraian di atas, maka prinsip dari anak belajar adalah adanya perubahan p...

Dari Otak Primitif ke Otak Kolaboratif: Mengapa Kita Terlahir untuk Bekerja Sama?

Kini saatnya untuk bekerjasama meski dalam persaiangan. Kolaborasi adalah keniscayaan untuk mencapai kemajuan Sobat PSAK, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa manusia memiliki naluri untuk bekerja sama? Jawabannya terletak pada evolusi dan sains di balik otak kita. Evolusi dan Naluri Kolaborasi Manusia adalah makhluk sosial yang berevolusi untuk hidup dan berburu dalam kelompok. Kemampuan kita untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan satu sama lain sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia telah bekerja sama dalam kelompok besar selama ratusan ribu tahun. Otak Kolaboratif: Rahasia di Balik Kerjasama Otak manusia memiliki beberapa fitur yang membuatnya sangat cocok untuk kolaborasi. Berikut beberapa contohnya: Mirror Neuron. Sel saraf khusus ini aktif saat kita melihat orang lain melakukan suatu tindakan, seperti tersenyum atau meniru gerakan. Mirror neuron membantu kita untuk memahami dan meniru orang lain, y...