Langsung ke konten utama

Featured post

Stop Bilang Stres Itu Penyakit Mental! Otak Primitif Anda Cuma Panik!

Ilustrasi stres (Pexel.com) Agus Syarifudin Partadiredja Tanuarga Pernah merasa jantung berdebar kencang, tangan dingin, atau napas tersengal-sengal padahal Rekan PSAK cuma dikejar deadline atau berhadapan dengan atasan yang lagi bad mood ? Selamat, Rekan PSAK baru saja merasakan respons fight-or-flight klasik. Tapi jangan langsung cap diri Rekan PSAK punya masalah kecemasan atau "penyakit mental" lainnya. Seringkali, ini bukan tentang kesehatan mental yang rapuh, melainkan karena otak primitif Rekan PSAK sedang dalam mode siaga. Kita sering menganggap stres sebagai momok modern yang identik dengan gaya hidup serba cepat. Tapi sebenarnya, respons stres adalah fitur bawaan yang sudah ada sejak nenek moyang kita harus berhadapan dengan predator ganas di sabana. Ini bukan kelemahan, melainkan sebuah mekanisme bertahan hidup yang luar biasa canggih. Otak Primitif: Alarm Anti-Punah Rekan PSAK Di dalam kepala kita, ada dua bagian otak yang punya peran sangat besar dalam u...

Apa Penyebab Gangguan Belajar? Waspadai Potensi Putus Sekolah dari Anak dengan Gangguan Belajar

 

 

Ilustrasi anak sedang belajar (Foto: Pexels)

Jika ditelaah lebih dalam dan sederhana, masalah kesulitan belajar adalah sekelompok masalah fungsi saraf atau berbasis otak yang memengaruhi satu atau lebih cara seseorang menerima, menyimpan, atau menggunakan informasi.

Penyebab dari gangguan belajar ini adalah akibat dari berbagai kondisi lho! Hal tersebut mencakup kondisi seperti ketidakmampuan menanggapi secara tepat rangsangan dari indera, cedera di otak, gangguan minimal dari tidak bekerjanya otak secara normal, disleksia (kesulitan membaca), dan kehilangan kemampuan berbicara (afasia) pada perkembangan.

Gangguan belajar tidak termasuk masalah yang disebabkan oleh ketidakmampuan penglihatan, pendengaran, atau gerak otot, keterbelakangan mental, gangguan emosional, atau masalah lingkungan, budaya, atau ekonomi. 

Uraian ini menekankan bahwa gangguan gangguan belajar terjadi karena adanya masalah pada fungsi penerimaan, pengolahan, dan respon informasi yang dilakukan saraf dan otak.  Secara umum dapat dikatakan struktur dari saraf anak dengan gangguan belajar tidak mengalami kecacatan atau rusak.  Masalah terjadi karena fungsi dari saraf dan otak dalam alur informasi tidak berjalan optimal.

 

Definisi Gangguan Belajar   

Permasalahan fungsi saraf ini diperkuat oleh definisi gangguan belajar oleh para psikolog yaitu The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) . Dalam panduan diagnostik ini  gangguan belajar menggunakan istilah "Gangguan Belajar Khusus" atau Specific Learning DIsorder. Definisi ini diubah pada 2013 menjadi versi saat ini, yaitu DSM edisi ke-5.  Definisi yang diterapkan memperluas definisi sebelumnya untuk mencerminkan pemahaman ilmiah terkini tentang kondisi tersebut.

Lebih lanjut DSM membedakan karakteristik gangguan belajar spesifik dengan gangguan lainnya. Gangguan belajar dari individu ini tidak boleh dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan perkembangan, neurologis atau saraf, masalah inderawi atau sensorik (khususnya penglihatan atau pendengaran), atau kemampuan gerak otot (motorik).

Masalah ini harus secara utama mengganggu pencapaian akademis, kinerja pekerjaan, atau aktivitas kehidupan sehari-hari. Gangguan belajar spesifik didiagnosis melalui tinjauan klinis terhadap beberapa hal.  Tinjauan klinis ini adalah perkembangan individu, kesehatan, pendidikan, sejarah keluarga, laporan nilai tes dan observasi guru, dan respon terhadap intervensi akademis.

Telah diuraikan di atas bahwa gangguan belajar muncul dari perbedaan neurologis atau terkait dengan saraf dalam struktur dan fungsi kerja otak.  Hal ini akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan, memproses, mengambil, atau mengkomunikasikan informasi.

Di sisi lain, para ahli belum dapat memahami dengan baik sifat khusus dari gangguan berbasis otak ini. Namun para ahli otak telah mampu memetakan beberapa karakteristik gangguan belajar dari daerah dan struktur otak tertentu. Kemajuan tersebut telah dibuat dalam memahami hubungan antara genetika dan gangguan belajar, pencatatan kasus gangguan belajar,

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (Attenion Deficit and Hiperactivity Disorder/ADHD).  Selain itu juga gangguan ini bersifat diturunkan atau genetik.  Hal ini dapat terjadi terkait dengan frekuensi yang cukup besar dalam anggota keluarga misalnya, orang tua, saudara kandung, bibi / paman, dan sepupu.

Gangguan belajar juga bisa menjadi konsekuensi dari lemahnya kinerja otak yang sedang berkembang sebelum atau selama kelahiran.  Hal ini melibatkan faktor-faktor seperti penyakit atau cedera pada kehamilan yang signifikan, penggunaan narkoba atau alkohol selama kehamilan, malnutrisi ibu saat hamil, berat badan bayi lahir rendah, kekurangan oksigen, dan persalinan prematur atau proses kelahiran yang lama.

Peristiwa pascakelahiran juga dapat menyebabkan masalah gangguan belajar.  Masalah tersebut yang termasuk cedera traumatis, kekurangan nutrisi yang parah, atau paparan zat beracun seperti timbal.

Gangguan belajar tidak disebabkan oleh cacat penglihatan, pendengaran atau kelemahan fungsi gerak otot (motorik), cacat intelektual (sebelumnya disebut sebagai keterbelakangan mental), gangguan emosional, faktor budaya, kemampuan bahasa yang terbatas, kelemahan lingkungan atau ekonomi, atau pengajaran yang tidak memadai.

Namun, ada bukti ilmiah bahwa gangguan belajar yang dilaporkan lebih tinggi di antara orang yang hidup dalam kemiskinan.  Hal ini mungkin karena peningkatan risiko paparan nutrisi yang buruk, racun yang tertelan dan lingkungan yang buruk yaitu paparan timbal, tembakau dan alkohol, dan faktor risiko lainnya selama tahap awal dan kritis. dari perkembangan anak.

 

Implikasi Gangguan Belajar.

Gangguan gangguan belajar itu nyata dan dapat bersifat menetap lho Sobat PSAK! Namun pada beberapa orang tidak pernah ditemukan gangguan belajar bertanggung jawab atas kesulitan di seumur hidup mereka di berbagai bidang seperti membaca, matematika, ekspresi tertulis, dan pemahaman. 

Beberapa individu yang didiagnosa gangguan belajar saat usia anak bahkan mampu menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat universitas. Dapat dikatakan beberapa jenis masalah gangguan belajar dapat hilang pada usia dewasa.

Perlu Sobat PSAK pahami bahwa gangguan gangguan belajar dapat menimbulkan masalah psikologis lainnya.  Banyak anak dengan masalah kesulitan berlajar menderita harga diri yang rendah, menetapkan harapan yang rendah untuk diri sendiri, berjuang dengan prestasi akademis rendah, dan memiliki sedikit teman. Studi di Amerika menunjukkan anak dengan gangguan gangguan belajar mengalami msalah komplek di usia dewasa. 

Masalah tersebut adalah mereka ada yang menjadi setengah pengangguran, dan tampaknya berakhir dalam masalah hukum jika dibandingkan temannya yang bukan gangguan belajar.   

Gangguan belajar mungkin paling baik digambarkan sebagai kesulitan yang tidak terduga dan signifikan pada tahapan hidup seorang anak.  Mereka mengalami masalah dalam pencapaian akademis dan bidang terkait pembelajaran serta perilaku. 

Hal ini terjadi pada individu yang belum mampu menanggapi instruksi yang kompleks dan berkualitas tinggi. Tekanan dari pencapaian akademis yang rendah pada akhirnya akan menimbulkan masalah psikologis.  Anak berjuang bagaimana harus mampu mencapai nilai yang baik agar dapat diterima oleh teman dan juga gurunya di sekolah. 

Referensi

Cortiella, C. & Horowitz, S.H. (2014). The State of Learning Disabilities: Facts, Trends and. Emerging Issues. 3 eds. New York: National Center for Learning Disabilities

 

Helen Hargreaves, H., Rowbotham, M., & Phillips, M. (2009). A Handbook on Learning Disabilities. Walk a Mile in My Shoes Workhsop. Diakses 15 April 2021 dari https://www.childdevelop.ca/sites/default/files/files/WAM%20LD%20handbook.pdf.

 

Syarifudin, A. (3 Juni 2021). Mengenal angka dan kemampuan berhitung anak. www.ilmuparenting.net. Diakses 6 Februari 2022 dari https://ilmuparenting.net/kemampuan-berhitung-anak/

Syarifudin, A. (4 Juni 2021). Karakteristik gangguan belajar pada anak. www.ilmuparenting.net. Diakses 6 Februari 2022 dari https://ilmuparenting.net/gangguan-belajar-pada-anak/

VandenBos, G. R., & American Psychological Association. (2007). APA dictionary of psychology. 2nd  eds. Washington, DC: American Psychological Association

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Tanda Kamu Mengalami Stres Berkepanjangan Tapi Tidak Sadar: Waspadai Bahayanya bagi Otak, Emosi, dan Iman

Ilustrasi stres yang tidak disadari Banyak dari kita berpikir stres hanya terjadi saat menghadapi masalah besar. Padahal, stres juga bisa datang diam-diam—menumpuk perlahan dalam rutinitas, tanpa kita sadari. Inilah yang disebut sebagai stres kronis tersembunyi . Ia bisa berdampak pada kesehatan fisik, mental, bahkan spiritual kita, bila tidak ditangani dengan tepat. Stres kronis terjadi ketika tubuh dan pikiran terus-menerus dalam kondisi "siaga". Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengganggu fungsi otak, merusak sistem saraf, dan melemahkan daya tahan tubuh. Yang lebih serius, stres juga bisa menjauhkan kita dari rasa tenang dan keikhlasan dalam beribadah. Berikut adalah 5 tanda kamu mungkin sedang mengalami stres berkepanjangan tanpa disadari : 1. Merasa Lelah Meski Sudah Tidur Cukup Tidur 7–8 jam semalam, tapi tetap merasa lelah saat bangun? Ini bisa jadi pertanda tubuhmu tidak benar-benar istirahat. Stres membuat kualitas tidur menurun, meski durasinya cukup. Aki...

Kenali Ciri Gangguan Belajar Anak: Waspadai dan Tangani Sejak Usia Sekolah Dasar!

Saat buah hati berusia sekolah dasar, maka mereka seharusnya memiliki kemampuan belajar yang baik.   Kesiapan belajar ini dipersiapkan di usia taman kanak-kanak.   Namun demikian perkembangan otak dan mental anak untuk siap belajar adalah pada umumnya berada di usia 8 tahun ke atas.   Sobat PSAK, sebelum kita membahas kesulitan belajar atau disebut juga gangguan belajar, mari kita dalami apa itu kegiatan belajar. Dalam bahasa Inggris terminologi ini dikenal dengan learning disablity . Namun untuk diagnosa dari masalah ini pada siswa dikenakan istilah learning disorder atau gangguan belajar. Sekilas kegiatan belajar bersifat sederhana dan sepele.  Belajar adalah kegiatan perolehan informasi baru, perilaku, atau kemampuan setelah latihan, pengamatan, atau pengalaman lain.  Kegiatan ini kemudian dibuktikan dengan perubahan dalam perilaku, pengetahuan, atau fungsi otak.  Berdasarkan uraian di atas, maka prinsip dari anak belajar adalah adanya perubahan p...

Dari Otak Primitif ke Otak Kolaboratif: Mengapa Kita Terlahir untuk Bekerja Sama?

Kini saatnya untuk bekerjasama meski dalam persaiangan. Kolaborasi adalah keniscayaan untuk mencapai kemajuan Sobat PSAK, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa manusia memiliki naluri untuk bekerja sama? Jawabannya terletak pada evolusi dan sains di balik otak kita. Evolusi dan Naluri Kolaborasi Manusia adalah makhluk sosial yang berevolusi untuk hidup dan berburu dalam kelompok. Kemampuan kita untuk bekerja sama dan berkomunikasi dengan satu sama lain sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa manusia telah bekerja sama dalam kelompok besar selama ratusan ribu tahun. Otak Kolaboratif: Rahasia di Balik Kerjasama Otak manusia memiliki beberapa fitur yang membuatnya sangat cocok untuk kolaborasi. Berikut beberapa contohnya: Mirror Neuron. Sel saraf khusus ini aktif saat kita melihat orang lain melakukan suatu tindakan, seperti tersenyum atau meniru gerakan. Mirror neuron membantu kita untuk memahami dan meniru orang lain, y...